Hadir dalam upacara tersebut, Camat Wanareja Bintang Dwi Cahyono, AP., MM, Kapolsek Wanareja AKP Sutejo Hs, UPT/Instansi, Siswa Siswi Sekolah ( SD, SMP, SMA/SMK sederajat) Korpri, Kepala Desa Sekecamatan Wanareja dan Masyarakat.
Bertindak selaku Inspektur Upacara, Camat Wanareja, Komandan Upacara Letda Inf. Tatang, Perwira Upacara Ipda Wasro,
Komandan Kompi Serka Hardika, Serda Heriyadi, Brigadir Taufik Dwi Cahyo, Brigadir Sujatmoko, Pembaca Teks UUD 1945 Daryono ( Anggota DPRD Cilacap) Paduan suara oleh siswa siswi SMPN 2 Wanareja, Drum Band perwakilan SMP Muhammdiyah Wanareja, Pembawa Acara Damayanti, S.Pd dan pembaca Doa dari KUA Kecamatan Wanareja.
Peserta Paskibra dari perwakilan SMA/SMK se Kecamatan Wanareja.
Amanat Gubernur jawa tengah yang di bacakan Inspektur upacara, seperti ungkapan Gus Dur orang tak akan bertanya apa agamamu, apa sukumu ketika berbuat baik, dalam masa perjuangan setelah kemerdekaan sudah semestinya kita tidak membedakan suku, agama dan ras.
Pancasila sebagai dasar negara republik indonesia adalah harga mati, tidak bisa di tawar dan harus kita tanam sedalam dalamnya di bumi pertiwi, Pancasila sebagai semangat negara ini yang didalamnya bersemayam ajaran ajaran agama ( spirit berazaskan kebudayaan nusantara) dan sejarah mencatat setelah kemerdekaan diproklamirkan pada 17 agustus 1945 sistem pemerintahan sempat menjadi Republik Indonesia serikat pada 17 Desember 1949 namun akhirnya sejak 17 agustus 1950 tanah air ini kembali tegak berdiri sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kitalah yang menanggung dosa besar jika mereka tertinggal, diremehkan, dan dilecehkan.
Gold Generation harus benar benar tercipta di tahun 2040," tegasnya.
Diakhir acara pembacaan Doa Keselamatan untuk Bangsa dan tetap tegaknya NKRI oleh H.Asrori, S.Ag KUA Kecamatan Wanareja.
(Sugeng/Red )
